COP26: Mengapa angka 1,5C sangat penting dan dapat mengarah ke 'bencana iklim' bila tidak diambil tindakan, kata PBB

Banjir, badai dan kekeringan semakin sering terjadi karena perubahan iklim.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Banjir, badai dan kekeringan semakin sering terjadi karena perubahan iklim.

Pertemuan puncak para pemimpin dunia di ajang COP26 resmi dimulai di Glasgow, Skotlandia, hari Senin (01/11) yang dianggap sebagai salah satu pertemuan paling penting dalam upaya menyelamatkan Bumi.

Tujuan utama pertemuan ini adalah agar suhu Bumi dibatasi pada 1,5C pada 2100 atau paling tinggi 2C, namun saat ini berdasarkan perhitungan akan mengarah pada 2,7C, angka yang menurut PBB akan menyebabkan "bencana iklim."

Dalam pembukaan pertemuan ini, Sekretaris Jendral PBB António Guterres mengatakan kepada lebih 120 pemimpin dunia yang hadir, "kita menggali kuburan sendiri," dan bahwa dunia harus mengambil tindakan segera dalam konperensi iklim untuk mencegah bencana."

Tema sentral pertemuan kali ini adalah apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia agar perubahan iklim tidak membawa dampak yang sangat merusak bagi Bumi dan manusia.

Presiden Joko Widodo disambut PM Inggris Boris Johnson di Glasglow.

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Presiden Joko Widodo disambut PM Inggris Boris Johnson di Glasglow.

Negara polutan terbesar termasuk Amerika Serikat, China, India, Australia dan Brasil menjadi sorotan.

Tak kurang dari 25.000 orang hadir di Glasgow, perwakilan dari pemerintah lebih 190 negara, perwakilan dunia usaha, hingga para pegiat lembaga swadaya masyarakat.

Perubahan iklim semakin meningkat dan telah berdampak di banyak tempat, menurut laporan Badan PBB antar-pemerintah, Intergovernmental Panel on Climate Change, IPCC.

Tahun 2021 ini saja menyebabkan ratusan orang meninggal karena banjir, gelombang panas, badai dan kebakaran semak dan hutan, kejadian yang menurut para ilmuwan menjadi lebih sering dan lebih parah karena perubahan iklim.

Ada banyak agenda yang dibahas, namun Inggris sebagai tuan rumah ingin:

  • Semua negara di dunia berkomitmen menerapkan emisi nol pada 2050, dengan pengurangan signifikan pada 2030
  • Janji untuk menghapus batu bara, kendaraan berbahan bakar minyak, dan janji melindungi hutan

Di sisi lain, negara-negara berkembang ingin mendapatkan dana US$100 miliar per tahun, seperti yang dijanjikan untuk membantu memitigasi dampak kenaikan temperatur.

Dampak perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Para pemimpin dunia dunia didesak mengambil langkah signifikan untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Apa itu COP, apa pentingnya pertemuan kali ini, dan mengapa perhatian tertuju ke angka 1,5?

Mengapa angka 1,5 menjadi sangat penting?

dampak kenaikan suhu global

Dalam konteks ini, perhatian tertuju pada angka 1,5 derajat Celsius.

Angka ini didapat dari Persetujuan Iklim Paris yang ditandatangani pada 2015. Perjanjian itu, yang juga dikenal sebagai Paris Accord, pada dasarnya adalah rencana kemanusiaan untuk menghindari bencana iklim.

Baca juga:

Kesepakatan ini menyatakan bila pemanasan global terus naik melampaui 1,5 derajat Celsius di atas suhu yang pernah dialami di era praindustri, maka banyak perubahan di planet ini yang tidak dapat dihindarkan lagi.

Maka rencana yang sudah dibuat harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dan untuk itulah fungsinya COP.

Dunia belum mengarah ke pembatasan 1,5 C

Saat ini, upaya untuk mempertahankan suhu 1,5C disebut sejumlah ilmuwan sudah sulit. Berdasarkan rencana yang ada saat ini, dunia akan melebihi suhu 1,5C dalam beberapa puluh tahun dan mencapai 2,7C-3C pada akhir abad ini.

Para ilmuwan mengatakan tindakan harus segera dilakukan untuk mempertahankan suhu 1,5C namun sebagian menyatakan sudah terlalu terlambat.

Seperti halnya sebuah tim dalam suatu pertandingan, setiap pemain ada kalanya harus berkumpul untuk membicarakan taktik dan memastikan semua pemain melaksanakan peran masing-masing.

Jadi, saat pertemuan di Paris 2015 - atau COP21 - disusunlah target-target utama bagi kita semua untuk menghindari bencana perubahan iklim.

Perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images/BBC

Semua negara yang terlibat berjanji untuk:

  • Mengurangi gas rumah kaca
  • Meningkatkan produksi energi yang dapat diperbarui
  • Mempertahankan tingkat suhu global agar kenaikannya tidak sampai dua derajat Celsius dan kenaikan idealnya maksimal 1,5 derajat Celsius
  • Berkomitmen menyisihkan miliaran dolar untuk membantu negara-negara miskin menghadapi dampak perubahan iklim.

Kesepakatan Paris itu juga menyetujui bahwa setiap lima tahun harus ada evaluasi atas kemajuan yang telah dibuat.

Apa itu pertemuan COP26 dan seberapa penting?

Kabut asap di Nigeria

Sumber gambar, EPA

Keterangan gambar, Nigeria, negara dengan jumlah populasi terbesar di Afrika, mengalami emisi tinggi yang berbahaya dan juga cuaca ekstrem.

Singkatan dari Conference of the Parties atau Pertemuan Para Pihak, COP adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya.

Ini adalah bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB atas Perubahan Iklim, yaitu perjanjian internasional yang ditandatangani setiap negara dan teritori di dunia yang bertujuan membatasi dampak aktivitas manusia atas iklim.

COP26 menandakan pertemuan ke-26 sejak konvensi PBB itu diberlakukan pada 21 Maret 1994. Tahun ini pertemuan berlangsung di Glasgow, kota terbesar di Skotlandia, Inggris Raya, pada 1-2 November.

COP26 akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama di mana kita akan mengevaluasi kemajuan yang telah dilakukan - begitu pula kegagalannya - sejak Persetujuan Iklim Paris ditandatangani pada 2015.

Bagaimana pandemi Covid mengubah rencana?

Perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images/BBC

Wabah yang mendunia ini membawa perubahan besar, karena paling tidak sudah menunda pertemuan COP selama setahun.

Namun, ada hikmahnya, yaitu Covid ternyata memunculkan peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya untuk berpikir ulang terkait pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Apakah kita memang benar-benar harus sering terbang? Bisakah bekerja tanpa harus datang ke kantor berperan memangkas emisi di jam-jam sibuk? Apakah pandemi ini mengatasi pesatnya laju urbanisasi?

Tidak seperti pendahulunya yang membuat AS menarik diri dari Perjanjian Paris, Presiden Joe Biden menempatkan kebijakan-kebijakan ramah iklim sebagai prioritas utama dalam rencananya memulihkan ekonomi AS dari pandemi.

Saat bertemu di COP26, para pemimpin dunia diharapkan membuat target-target baru jangka panjang untuk mengatasi perubahan iklim dan semuanya itu harus ambisius dan tegas.

Apa yang diharapkan dari COP26?

Greta Thunberg

Sumber gambar, PA Media

Keterangan gambar, Aktivis lingkungan yang masih belia dari Swedia, Greta Thunberg, tiba di Glasgow. Ia sudah lama menyerukan para pemimpin dunia untuk tak berpangku tangan menghadapi dampak yang merusak yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Banyak.

Pertama-tama, ada banyak isu yang belum terpecahkan dari pertemuan-pertemuan tingkat tinggi sebelumnya, seperti COP25 di Madrid, Spanyol.

Anda mungkin masih ingat saat aktivis muda asal Swedia Greta Thunberg menyampaikan pidato yang berapi-api saat itu, memperingatkan para pemimpin dunia bahwa mereka tetap saja berpangku tangan dan mengabaikan bukti ilmiah akan bahaya perubahan iklim.

Tapi tetap saja peringatan itu tidak bisa membuat negara-negara peserta pertemuan menyepakati sejumlah isu alot.

Contohnya, negara-negara miskin termasuk yang pertama kali merasakan dampak perubahan iklim.

Naiknya permukaan laut perlahan-lahan menenggelamkan negara-negara pulau, menyebabkan kekeringan dan gelombang panas yang membuat petani gagal panen.

Perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images/BBC

Maka, jelang COP26, lebih 100 negara berkembang sudah memaparkan sejumlah tuntutan:

  • Pendanaan (dari negara-negara maju) untuk memerangi maupun menanggulangi perubahan iklim.
  • Kompensasi (lagi-lagi dari negara-negara maju) atas dampak yang akan menimpa mereka, dan
  • Uang (tentunya juga dari kelompok negara maju) untuk membantu mereka menerapkan ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

Kini bayangkan bila Anda termasuk kelompok negara maju.

Mereka secara bersama-sama sudah berkomitmen menyediakan US$100 miliar setahun mulai 2020 untuk menanggapi tuntutan-tuntutan itu.

Tapi sekarang sudah 2021 dan mereka baru bisa menyisihkan US$79 miliar, dan sebagian besar berupa utang yang nanti harus dikembalikan, bukan hibah.

Perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images/BBC

Topik tersebut - yang disebut sebagai keuangan iklim - bakal menjadi salah satu agenda yang didebatkan.

Satu tantangan lain yang muncul adalah bagaimana menemukan cara terbaik untuk menerapkan sistem pasar karbon dan kredit karbon.

Ini adalah mekanisme yang membuat penghasil polusi untuk membayar emisi dan mereka yang menerapkan ekonomi hijau untuk menjual 'kredit karbon'.

Terdengar cukup adil, bukan? Tapi bagaimana bila negara-negara maju cuma mau membayar "lisensi untuk menghasilkan polusi" ketimbang menerapkan perubahan nyata?

Baca juga:

Lalu siapa yang memutuskan berapa banyak yang harus dibayar oleh suatu negara atas emisi yang dibuatnya dengan membuka sebidang hutan, misalnya?

Bahkan bila pertemuan di Glasgow berhasil untuk menyepakati semua hal itu, untuk memastikan semua pihak berada pada visi yang sama, maka kita butuh "jangka waktu bersama" bagi semua target ramah lingkungan yang dibuat.

Sayangnya, jangan dikira semua hal itu bakal diatasi secara mudah.

Perubahan iklim

Sumber gambar, Getty Images/BBC

Jadi, COP26 akan menghadapi bukit yang terjal untuk didaki bahkan sebelum bisa mulai membahas hal-hal baru.

Prioritas utama adalah memastikan semua negara untuk berkomitmen mencapai emisi nol pada 2050, dengan pengurangan karbon yang lebih agresif dan pesat pada 2030.

Diskusi nanti juga akan mencari solusi-solusi berbasis alam.

Artinya, mengandalkan alam itu sendiri untuk mengatasi tantangan-tantangan iklim, seperti penyerapan karbon atau menanam semak dan pohon untuk melindungi dari kejadian cuaca ekstrem seperti banjir atau badai pasir.

Sejumlah inisiatif juga diperkirakan akan dibuat untuk mengatasi tantangan-tantangan yang spesifik seperti menghapus penggunaan batu bara dan menjaga ekosistem.